Banyuwangi
Tekan Inflasi, Pemkab Banyuwangi Andalkan Top Si Wangi
Memontum Banyuwangi – Dalam upaya menjaga dan mengendalikan harga bahan pokok, Pemkab Banyuwangi melakukan berbagai upaya yang akurat. Salah satunya, dengan membuat Toko Pengendalian Inflasi Banyuwangi (Top Si Wangi).
Top Si Wangi sendiri berfungsi sebagai toko penyeimbang untuk mengantisipasi inflasi dan lonjakan harga barang kebutuhan pokok. Pemkab bermintra dengan Bulog dan sejumlah toko sebagai mitra, untuk menjadikan toko tersebut memiliki fungsi sebagai Top Si Wangi.
“Ini salah satu cara kami, agar saat terjadi kenaikan harga toko-toko ini bisa menjual bahan pokok dengan harga yang terjangkau. Ini akan melengkapi operasi pasar keliling,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat meresmikan salah satu Top Si Wangi di Pasar Licin, Jumat (19/01/2024) tadi.
Bupati Ipuk mengatakan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) memiliki tugas melakukan stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok, untuk mencegah terjadinya inflasi daerah. Salah satunya, dengan melakukan langkah preventif yakni memastikan ketersediaan bahan pokok yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
Baca juga:
“Karena itu, TPID menggandeng mitra toko-toko milik warga sebagai solusi untuk menjamin ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau dan dekat dengan masyarakat. Kami dorong di setiap pasar ada Top Si Wangi,” ujar Ipuk.
Toko-toko tersebut, lanjutnya, setiap harinya menyediakan bahan pokok dengan jumlah yang cukup, mutu yang baik dan harga yang terjangkau. Bulog menjadi pihak penyuplai bahan-bahan pokok tersebut.
“Ketika ada harga kebutuhan pokok tertentu yang melesat cukup tinggi, maka toko penyeimbang akan menjual barang yang naik itu dengan harga yang sudah disubsidi. Harapannya, agar harga bisa kembali stabil dan terkendali,” tambah Bupati Ipuk.
Pihaknya pun mengaku bersyukur, karena berkat kekompakkan stakeholder TPID dan dukungan semua mitra pengendalian inflasi Banyuwangi, maka selama 2023 inflasi bisa dijaga. “Inflasi Banyuwangi year on year (YOY) 2023 menjadi yang terendah di Jatim, yakni sebesar 2,15 persen. Ini lebih rendah dari YoY Jawa Timur (2,92 persen) maupun nasional (2,61persen),” imbuh Bupati Ipuk.
Kepala Bulog Cabang Banyuwangi, Harisun, mengatakan bahwa pihaknya menyuplai sejumlah bahan pokok ke 147 Top Si Wangi yang tersebar di seluruh kecamatan di Banyuwangi. Seperti beras, minyak goreng dan gula pasir. Harga yang dijual kepada para pemilik toko, merupakan harga distributor yang stabil. “Sehingga harga jual ke konsumen juga bisa stabil dan tidak fluktuatif,” ujarnya.
Setiap harinya, lanjutnya, Bulog mengirimkan bahan pokok ke toko-toko yang menjadi mitra. Bahan pokok yang disuplai sesuai dengan kebutuhan toko tersebut. “Barang apa yang habis maka kami suplai. Rata-rata hampir setiap hari ada pengiriman barang, baik beras, minyak goreng dan gula pasir,” ujarnya.
Seperti toko milik Ibu Sumi yang diresmikan Bupati Ipuk, harga jual beras SPHP Rp 54.000 per lima kg, minyak goreng Rp. 13.500 per liter dan gula pasir Rp 16.500. “Ini untuk stok seminggu. Nanti kalau habis, saya tinggal kontak Bulog minta dikirim lagi,” ujarnya. (kom/gie)
- Hukum & Kriminal5 tahun
Pemuda Pengangguran di Banyuwangi Cabuli Bocah Usia 7 Tahun
- Berita5 tahun
Viral, Pasar Genteng 2 Banyuwangi Usir Gepeng
- Berita4 tahun
Gabungan LSM se-Banyuwangi Dukung Polresta Usut Pemukulan Dokter Jaga RSUD Blambangan
- Hukum & Kriminal5 tahun
Korsleting, Honda Freed Isi Puluhan Juta Terbakar, Sopir Selamat
- Berita4 tahun
RSUD Genteng Makamkan Pasien PDP Covid-19
- Hukum & Kriminal5 tahun
Boboho Pembunuh Rosidah, Polisi ‘Mumet’ 3 Hari Mencari, Ngaku Enak Makan dan Tidur
- Hukum & Kriminal4 tahun
Suami Istri Sindikat Curanmor Disergap Polresta Banyuwangi
- Hukum & Kriminal4 tahun
5 Anggota LSM GMBI Menjadi DPO