Pemerintahan

Rencana Pemotongan Pohon Mangrove Tuai Kritikan, DLH Banyuwangi Urungkan Giat

Diterbitkan

-

Banyuwangi Memontum – Setelah mendapat kritik dari berbagai elemen masyakat. Akhirnya, Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi mengurungkan niat memotong pohon mangrove di sungai Kalilo Banyuwangi.

Surat yang diluncurkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi yang ditandatangani Kepala Dinas DLH. Dra. Husnul Khatimah tertanggal, 17 Desember 2019, nomor : 660/4158/429.104/2019 perihal permohonan surat pencabutan rekomendasi pemotongan pohon mangrove yang ditujukan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim, beredar di Media Sosial (Medsos) Facebook maupun grup WhatsApp.

Surat rekomendasi. (ist)

Surat rekomendasi. (ist)

Dalam surat tersebut, Kadis DLH, Husnul khatimah meminta kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim agar tidak memproses surat permohonan penebangan hutan mangrove yang ada di sungai Kalilo.

Sebelum DLH mencabut surat permohonan penebangan pohon mangrove, terlebih dahulu, Asisten Administrasi Umum Pemkab Banyuwangi, Guntur Priambodo berencana menormalisasi dan melebarkan sungai Kalilo, tanpa memotong pohon mangrove.

“Banyuwangi memiliki siklus banjir 25 tahunan yang debit airnya bisa mencapai 250 meter kubik per detik di Sungai Kalilo. Sedangkan saat ini, akibat sedimentasi, daya tampungnya hanya 50 m3/detik. Ini perlu diantisipasi dengan melakukan normalisasi di muara Sungai Kalilo yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami sedimentasi dan penyempitan,” ungkap Guntur Priambodo saat meninjau areal sungai Kalilo, Senin (16/12/2019) siang.

Advertisement

Menurut Guntur Priambodo, normalisasi sungai Kalilo segera dilakukan, dengan membuat karena alur sungai hingga ke bibir pantai. Karena kondisi muara banyak ditumbuhi pohon mangrove. Sehingga mempercepat proses sedimentasi dan penyempitan aliran sungai.

“Dalam kajian ilmiah yang kita lakukan, sebenarnya tidak seharusnya mangrove ditanam di muara sungai. Apalagi jenis pantai di Boom ini bukan pantai yang mudah abrasi. Tetapi, pantai yang membawa sedimen, baik dari atas melalui Kalilo, atau dari angin utara Australia yang membawa pasir,” ujar Guntur yang juga doktor teknik lingkungan lulusan ITS Surabaya tersebut.

Guntur Priambodo menegaskan, saat dilaksanakan normalisasi sungai Kalilo tersebut, tidak memotong pohon mangrove yang telah ada.

“Bukan memotong ribuan mangrove ya. Tapi kita buat aliran sungai baru selebar 15 m ke arah Utara,” ujar Guntur Priambodo yang juga Plt. Kadis PU Pengairan Banyuwangi. (tut/oso)

Advertisement

 

Advertisement
2 Comments

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas