Berita

Pemerhati Lingkungan Apresiasi Keputusan Bupati Banyuwangi Hentikan Pemotongan Mangrove

Diterbitkan

-

Pemerhati lingkungan hidup Banyuwangi, HM. Eko Soekartono. (dok)
Pemerhati lingkungan hidup Banyuwangi, HM. Eko Soekartono. (dok)

Memontum Banyuwangi – Pemerhati lingkungan hidup Banyuwangi, mengapresiasi langkah cepat yang diputuskan bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menghentikan rencana pemotongan pohon mangrove di sungai Kalilo Banyuwangi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi.

Pengamat lingkungan hidup Banyuwangi, Eko Soekartono mengatakan seharusnya DLH Banyuwangi sebelum mengeluarkan rekomendasi, seharusnya melakukan kajian terlebih dahulu. Karena rencana pemotongan pohon mangrove tersebut akan berdampak yang sangat luas.

“Adanya rekomendasi pemotongan pohon mangrove itu, Banyuwangi jadi ricuh. Banyak suara sumbang tentang Banyuwangi,” kata Eko Soekartono kepada memontum.com, Kamis (19/12/2019) siang.

Menurutnya, seharusnya pihak DLH Banyuwangi sebelum mengeluarkan rekomendasi tersebut, membicarakan masalah tersebut dengan masyarakat nelayan dan pemerhati lingkungan.

Advertisement

“Apa pernah DLH Banyuwangi membicarakan rencana pemotongan pohon mangrove dengan pemerhati lingkungan, dan masyarakat nelayan. Mereka itu tidak pernah diajak ngomong sama DLH. Tahu-tahu muncul rekomendasi pemotongan pohon mangrove, dan Banyuwangi jadi gaduh,” ujar HM. Eko Soekartono.

Bahkan akibat kecerobohan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Husnul khatimah, Banyuwangi jadi sasaran cibiran aktivis lingkungan hidup WALHI.

“Ingat tanaman ribuan pohon mangrove itu sangat menopang wisata Banyuwangi dan menambah daya tarik dan keindahan pantai Boom Banyuwangi,” paparnya.

Langkah cepat yang diambil bupati Anas menghentikan rencana pemotongan pohon mangrove tersebut dan berencana melebarkan sungai Kalilo tanpa memotong pohon mangrove patut diapresiasi oleh penggiat lingkungan hidup dan masyarakat Banyuwangi pada umumnya.

Advertisement

Eko Soekartono berharap, kedepannya DLH bisa lebih arif dan bijak dalam mengeluarkan kebijakan, agar Banyuwangi tetap kondusif, aman dan tentram.

“Harapan saya. DLH sering-sering turun kelapangan, duduk bareng bersama masyarakat nelayan dan pemerhati lingkungan, sehingga tahu keluhan dan harapan masyarakat pesisir, sehingga keinginan masyarakat atau aspirasi dari kelompok bawah turut di akomodir juga, tidak hanya mengakomodir keinginan kelompok tertentu,” harapnya.

Seperti diketahui, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi berencana memotong ribuan pohon mangrove yang ada di sungai Kalilo. Rencana ini langsung dikritisi oleh pemerhati lingkungan dan masyarakat pesisir.

BACA : Rencana Pemotongan Pohon Mangrove Tuai Kritikan, DLH Banyuwangi Urungkan Giat

Advertisement

Akibat kritikan tersebut, Asisten Administrasi Umum Pemkab Banyuwangi, Guntur Priambodo, pada Senin (16/12/2019) langsung mendatangi lokasi yang menjadi perdebatan masyarakat Banyuwangi. Setelah melihat dilapangan Guntur Priambodo yang juga Plt Dinas PU Pengairan justru akan memperbaiki dan membuat saluran baru sungai Kalilo, tanpa memotong pohon mangrove.

Setelah itu, pada Selasa (17/12/2019) beredar surat dari DLH Banyuwangi mengeluarkan surat nomor : 660/4158/429.104/2019, perihal : pencabutan surat permohonan rekomendasi pemotongan pohon mangrove, yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim. (tut/oso)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas