Berita Nasional
Menaker Minta BLK Komunitas Bisa Rangkul Semua Stakeholder
Memontum Banyuwangi – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, meminta pengelola Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas merangkul stakeholder dari semua kalangan dan bisa memanfaatkan segala sumber daya untuk mendukung program BLK.
“Agar keberlangsungan BLK dapat terjaga, pengelola harus bisa rangkul semua stakeholder,” kata Menaker Ida, saat meninjau BLK Komunitas Darussalam Blokagung dan BLK Komunitas Bustanul Falah di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (02/04).
Menaker Ida menyebutkan, dalam menjaga keberlangsungan BLK Komunitas, pengelola bekerja sama dengan pelaku usaha dan industri, kemudian memetakan kebutuhan tenaga kerja.
“Selanjutnya didesain pelatihan yang bisa mendukung kebutuhan industri, sehingga ke depannya pengelola bisa membuka kejuruan pelatihan di luar yang telah dibuka sebelumnya,” ujarnya.
Selain itu, pengelola dapat mencari peluang dari pemanfaatan dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan untuk pelatihannya. Nantinya dari pemerintah bisa didesain pelatihan program dan pembiayaan. Pelatihan dengan memanfaatkan dana APBD atau dengan mengakses program pemerintah yang relevan seperti dana desa.
Menaker Ida, tidak menghendaki jika BLK Komunitas menjadi mangkrak atau berubah fungsi dari tujuan pendiriannya. Baginya, bantuan dari pemerintah yang sifatnya terbatas merupakan tantangan bagi pengelola dalam menjaga keberlangsungan BLK Komunitas.
Sementara kepada para santri, Menaker Ida, berpesan agar memanfaatkan pelatihan yang ada di BLK dengan baik. Sebab menurutnya, di era revolusi industri 4.0, fleksibilitas dan kompetensi menjadi poin utama dalam persaingan dalam dunia kerja. Terlebih kompetensi yang sudah tersertifikasi, maka sangat penting dalam menghadapi persaingan yang ketat di masa depan.
Dirinya mengatakan, dengan adanya pelatihan kompetensi bagi santri di BLK Komunitas ini, lulusan pesantren akan memiliki keunggulan lebih di pasar kerja. Karena selain menguasai hard skill, santri sudah barang tentu memiliki dasar agama kuat yang menjadi landasan soft skills.
“Jadi kepada para santri, teruslah mengembangkan soft skills, ilmu agama dan akhlakul karimah sebagai ciri khas lulusan pesantren. Karena kompetensi tanpa budi pekerti yang baik tidak akan bermanfaat,” jelasnya. (hms/ker/aye/ed2)
- Hukum & Kriminal5 tahun
Pemuda Pengangguran di Banyuwangi Cabuli Bocah Usia 7 Tahun
- Berita5 tahun
Viral, Pasar Genteng 2 Banyuwangi Usir Gepeng
- Berita4 tahun
Gabungan LSM se-Banyuwangi Dukung Polresta Usut Pemukulan Dokter Jaga RSUD Blambangan
- Hukum & Kriminal5 tahun
Korsleting, Honda Freed Isi Puluhan Juta Terbakar, Sopir Selamat
- Berita4 tahun
RSUD Genteng Makamkan Pasien PDP Covid-19
- Hukum & Kriminal5 tahun
Boboho Pembunuh Rosidah, Polisi ‘Mumet’ 3 Hari Mencari, Ngaku Enak Makan dan Tidur
- Hukum & Kriminal4 tahun
Suami Istri Sindikat Curanmor Disergap Polresta Banyuwangi
- Hukum & Kriminal4 tahun
5 Anggota LSM GMBI Menjadi DPO