Hukum & Kriminal

Gara-Gara Share Hoax Penculikan, 3 Emak di Banyuwangi Diperiksa Polisi

Diterbitkan

-

Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin saat press conference terkait dugaan penyebaran berita bohong, bertempat di Mapolresta Banyuwangi, Selasa (25/02/2020) siang. (ras)
Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin saat press conference terkait dugaan penyebaran berita bohong, bertempat di Mapolresta Banyuwangi, Selasa (25/02/2020) siang. (ras)

Memontum Banyuwangi – Gara-gara nge-share berita bohong terkait penculikan anak dari akun Facebook yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, ibu-ibu harus berurusan dengan Polisi.

Tiga ibu tersebut, yakni RR, dan TF warga Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, sedangkan AR warga Kelurahan Kebalenan, Kecamatan Banyuwangi.

Terungkapnya tiga ibu yang diduga menyebarkan berita hoax, menyebar berita hoax di grup WhatsApp (WA) wali murid di salah satu Taman Kanak-kanak (TK) di Banyuwangi.

Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin mengungkapkan, kabar bohong yang disebarkan luaskan oleh ketiga ibu-ibu ini terkait maraknya penculikan anak yang disebarkan di laman Facebook atau FB.

Advertisement

“Di akun anie-anie di-posting waspada penculikan anak-anak yang merebak di Kebalenan. Atas postingan itu kami lakukan gelar perkara, ternyata berita itu bohong,” ujar Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin, Selasa (25/02/2020) siang.

Lanjut Kombes Pol Arman, saat dimintai keterangan oleh penyidik, ketiga ibu-ibu ini mengakui jika Vidio yang dibagikan itu bohong. Akibat share berita tersebut, menimbulkan efek yang negatif di kalangan masyarakat, karena kabar yang di-posting tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan.

“Pelaku mengaku, kalau yang dishare itu didapat dari grup WA,” paparnya.

“Ancaman menyebar berita itu di ancam UU ITE lho, dengan ancaman hukum 6 tahun penjara,” tambah Kapolresta Banyuwangi.

Advertisement

Menurut AR, pemilik akun anie-anie, diri ya mendapatkan berita tersebut dari akun Facebook yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Atas postingan tersebut, dirinya bersama dua rekannya meminta maaf kepada masyarakat yang telah memposting berita yang tidak benar tersebut.

“Kami bertiga memposting agar warga waspada penculikan. Saya panik karena punya cucu sekolah. Biasanya saya telaah dulu, setelah ada edaran panik,” ujarnya. (ras/oso)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas