Pemerintahan

Bea BPHTB Mahal, 2 Tomas Banyuwangi Datangi Bapenda

Diterbitkan

-

Raja Sengon dan H Harun saat klarifikasi mahal bea BPHTB di kantor Bapenda Banyuwangi, Jumat (6/12/2019). (ras)
Raja Sengon dan H Harun saat klarifikasi mahal bea BPHTB di kantor Bapenda Banyuwangi, Jumat (6/12/2019). (ras)

Memontum Banyuwangi – Dua Tokoh Masyarakat (Tomas) Banyuwangi, Wahyu Widodo alias Raja Sengon dan H Harun datangi kantor Badan Pendapat Daerah (Bapenda) menannyakan mahalnya pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang ada di banyuwangi.

Kehadiran dua tokoh masyarakat Banyuwangi tersebut terkait obyek tanah yang ada di Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, terasa ada keganjalan. Pasalnya saat membayar melalui perikatan atau notaris dikenakan Rp 3.150.000,-. Namun saat notaris membuka link Bapenda justru muncul biaya yang sangat tinggi, sebesar Rp. 21.000,000,-.

Menurut Wahyu Widodo pembayaran pajak BPHTB tersebut untuk pembayaran tahun 2017. Pada saat itu, dirinya sempat berdebat dengan mantan Kepala Bapenda Banyuwangi.

“Mahalnya bea BPHTB itu, saya sempat berdebat dengan kepala Bapenda,” kata Wahyu Widodo alias Raja Sengon kepada Memontum.com, Jumat (6/12/2019) pagi.

Advertisement

Kehadirannya ke kantor Bapenda ini, lanjut Raja Sengon dirinya bersama H Harus untuk klarifikasi di obyek yang berbeda, yang diajukan beberapa hari lalu, bahkan sudah lebih dari 14 hari.

Kemudian, Raja Sengon dan H Harun menyerahkan berkas dan foto obyek ke staf Bapenda, Mahfud. Usai menyerahkan berkas-berkas tersebut, langsung mengecek lewat komputer, kemudian keluar surat pajak BPHTB yang diajukan tersebut.

“Pengajuan ini sudah lama. Saya harap sistem dan SDM yang ada di Bapenda bisa dinahi agar tidak ada keluhan dari masyarakat. Dan pengajuan atau keluhan dari masyarakat langsung ditanggapi agar tidak terjadi ke masyarakat lainnya,” harap H Harun dan Raja Sengon.

Atas kritikan dari dua tokoh masyarakat tersebut, staf Bapenda, Mahfud mengaku sangat terima kasih atas kritik yang membangun. Dan akan menyampaikan masukan yang baik ini kepada atasannya.

Advertisement

“Terimakasih atas koordinasinya dan maaf kabid saya masih belum bisa menemui karena, keluarganya sedang sakit. Dan masukan-masukan ini akan saya sampaikan kepada kapala agar aspirasi masyrakat ini bisa di lakukan ” dalih Mahfud. (ras/tut/oso)

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas