Banyuwangi

Dorong Budidaya Udang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan, Pemkab Banyuwangi Gelar Shrimp Festival

Diterbitkan

-

DEMO: Salah satu sesi dalam gelaran Shrimp Festival, yaitu cara memasak udang yang baik dan benar. (pemkab for memontum)

Memontum Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi menggelar Shrimp Festival di Gelanggang Seni Budaya (Gesibu) Taman Blambangan, Sabtu (07/09/2024) tadi. Event ini digelar, sebagai bentuk kepedulian Pemkab Banyuwangi dalam mendorong pembudidayaan udang berkelanjutan dan ramah lingkungan bagi masyarakat yang berkecimpung di sektor perikanan, khususnya udang.

Dalam Shrimp Festival ini, masyarakat diedukasi pemanfaatan teknologi dan proses budidaya yang ramah lingkungan. Seperti menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), zero antibiotik, pemanfaatan teknologi dan penerapan tambak budidaya yang baik.

Event yang menjadi bagian dari Banyuwangi Festival (B-Fest) itu, digelar kolaborasi antara Pemkab Banyuwangi dan Konservasi Indonesia, organisasi yang fokus pada isu keberlanjutan dan lingkungan. Yakni, dengan diikuti stakeholder yang berkaitan dengan dunia perudangan. Mulai dari pelaku usaha, petani udang, UMKM kuliner, hingga para akademisi di sektor perikanan.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjelaskan sektor perikanan termasuk udang, berkontribusi terhadap perekonomian di Banyuwangi. Maka dari itu, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mendorong pembudidayaan udang dengan mengedapankan semangat ramah lingkungan dan berkelanjutan. “Salah satu hal yang penting adalah bagaimana agar para pelaku usaha udang, bisa meningkat produksinya, tapi lingkungannya juga tetap terjaga,” kata Bupati Ipuk.

Advertisement

Pemkab Banyuwangi dan Konservasi Indonesia, ujarnya, telah mendampingi ratusan pembudidaya udang skala kecil, untuk mendorong pembudidayaan berkelanjutan hingga mendapatkan serifikat. Sertifikat yang berkaitan dengan jaminan kualitas udang ini, berguna untuk membuka peluang pasar yang lebih luas bagi para penambak skala kecil yang memiliki luasan tambak antara seperempat hingga setengah hektare.

Baca juga :

“Sertifikat ini penting, agar mereka bisa ekspor dan menjual ke perusahaan besar. Dengan bersertifikat, maka harga jual mereka juga naik antara Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu perkg,” kata Senior Ocean Program Advistor Konservasi Indonesia, Victor Nikijuluw.

Pembudidayaan udang secara berkelanjutan, lanjutnya, juga penting agar para petani bisa terus eksis. Baik dari sisi ekologi, budaya, sosial, hingga kepariwisataan. Dalam festival tersebut, juga digelar live cooking show bersama Chef Ragil Imam Wibowo.

Advertisement

Koki penyandang gelar ‘Asian Cuisine Chef of the Year 2018’, itu menunjukkan proses memasak udang yang baik dan benar kepada para peserta. Dirinya juga berbagi tips soal cara menghidangkan udang agar menggugah selera.

Plt Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi, Suryono Bintang Samudra, menambahkan bahwa Banyuwangi memiliki luasan lahan tambak udang sekitar 1.381 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan. Dua wilayah yang paling mendominasi adalah Muncar dan Wongsorejo.

Selain itu, pihaknya juga mendorong terbukanya peluang pasar yang lebih luas. Salah satu sasarannya adalah pasar-pasar domestik agar tersentuh secara maksimal. (kom/bwi/gie)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas