Pemerintahan
Pasca “3 Pekerja Terbakar”, Satpam PT MMP Halangi Sidak Anggota DPRD Banyuwangi
1 Pekerja Luka Bakar 75%, Komisi IV Hendak Tinjau Lokasi Kecelakaan
Memontum Banyuwangi – Komisi IV DPRD Kabupaten Banyuwangi berang terhadap PT Misi Mulia Petronusa, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Rabu (29/4/2020) siang. Pasalnya saat sidak lokasi terjadi kebakaran yang mengakibatkan 3 orang pekerja mengalami luka bakar cukup serius di sekujur tubuhnya. Dan satu orang mengalami luka bakar hingga 75%, dan dirujuk di RS Dr Soetomo Surabaya.
Kedatangan anggota DPRD Banyuwangi ke terminal LPG pressurized tersebut untuk melihat secara langsung keamanan (safety) karyawan saat menjalankan tugasnya. Sayangnya sebelum memasuki kawasan PT Misi Mulia Petronusa para wakil rakyat tersebut dihadang keamanan dan tidak diperkenankan masuk.
“Tidak ada instruksi dari pimpinan saya. Ya tidak boleh masuk,” ujar petugas keamanan PT Misi Mulia Petronusa.
Lima anggota DPRD Banyuwangi dari Komisi IV mengaku sangat kecewa dengan sikap PT Misi Mulia Petronusa, dan langsung meninggalkan lokasi tersebut.
“Kami sebagai wakil rakyat ini, segera mungkin ingin mengetahui Safety yang ada di perusahaan ini terkait kecelakaan kerja adanya ledakan yang mengakibatkan tiga orang korban cukup parah,”kata Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi, Salimi kepada beberapa awak media usai tidak diperkenankan masuk oleh pihak anak perusahaan Bosowa tersebut.
Salimi sangat menyesalkan dengan sikap manajemen PT Misi Mulia Petronusa yang tidak mau terbuka bahkan sangat arogansi terhadap pejabat negara. Bahkan lima anggota DPRD Banyuwangi dibiarkan berdiri tanpa ditawari untuk duduk diruang tamu. Menurut Salimi, sebagai warga Indonesia harus memegang adat ketimuran, dan harus santun menerima tamu.
“Jika perusahaan tidak mau membuka diri atau tertutup, kami juga bisa menggunakan SOP kami,” ujarnya.
Rencananya, lanjut Salimi, pihaknya akan memanggil pihak perusahaan untuk datang ke Gedung DPRD Banyuwangi. Pihaknya pun akan mengevaluasi ulang perijinanya dan akan menindak tegas jika ditemukan adanya pelanggaran.
“Ini bukan masalah gaji karyawan. Tapi keselamatan (pekerja) mereka tidak dijaga ya sama saja,” tegas Salimi.
Salimi berjanji akan serius menindak lanjuti kasus kecelakaan tersebut. Pihaknya pun berharap pihak perusahaan untuk koperatif. Menurutnya, pihak perusahaan bersikap seenaknya sendiri terhadap karyawan maupun pemerintahan setempat.
“Kayaknya ini seperti kerajaan saja dan ini tidak baik bagi investor. Siapapun pemiliknya kami tidak pandang bulu. Entah itu punyaknya pejabat atau mantan pejabat, kami akan evaluasi perijinannya,” tandasnya,” tandasnya.
“Kita kerja untuk rakyat dan rakyat ingin kerja nyata kita,” pungkasnya. (ras/oso)
- Hukum & Kriminal5 tahun
Pemuda Pengangguran di Banyuwangi Cabuli Bocah Usia 7 Tahun
- Berita5 tahun
Viral, Pasar Genteng 2 Banyuwangi Usir Gepeng
- Berita4 tahun
Gabungan LSM se-Banyuwangi Dukung Polresta Usut Pemukulan Dokter Jaga RSUD Blambangan
- Hukum & Kriminal5 tahun
Korsleting, Honda Freed Isi Puluhan Juta Terbakar, Sopir Selamat
- Berita4 tahun
RSUD Genteng Makamkan Pasien PDP Covid-19
- Hukum & Kriminal5 tahun
Boboho Pembunuh Rosidah, Polisi ‘Mumet’ 3 Hari Mencari, Ngaku Enak Makan dan Tidur
- Hukum & Kriminal4 tahun
Suami Istri Sindikat Curanmor Disergap Polresta Banyuwangi
- Hukum & Kriminal4 tahun
5 Anggota LSM GMBI Menjadi DPO